Tak Bisa Sabar dan Mau Cepat ? Terbang Saja !


Sebagaimana yang kita ketahui bersama, DKI Jakarta yang terkenal dengan pusat pemerintahan dan perekonomian adalah kota besar pertama di Indonesia yang terkenal dengan kepadatan lalu lintasnya, tentu saja keadaan ini membuat banyak orang  mengeluhkan keadaan jalan yang macet. Nah,, itu baru di Jakarta. Bagaimana dengan Medan?

Sebagai kota besar ketiga di Indonesia, tak ubahnya seperti Jakarta, Keadaan lalu lintas di Kota Medan pun cukup dapat dikategorikan macet. Sebagai warga kota Medan, hal tersebut tentunya sudah “makanan” saya sehari-hari sehingga saya cukup bersabar bila sedang berkendara walaupun rasa kesal tak dapat saya hindari.

Namun, masih banyak diantara warga lainnya yang tak memiliki kepekaan dengan cara membunyikan klakson kendaraannya secara terus menerus hingga membuat pengendara lainnya terganggu dengan kebisingan yang tercipta.

Bila ada yang melakukan hal itu, pengendara lain di depannya entah menggunakan mobil atau sepeda motor, biasanya mengacungkan jari ke atas (menunjuk ke langit). Awalnya saya bingung, mengapa hal tersebut dilakukan. Hal tersebut pertama kali saya lihat ketika saya bersama seorang teman sedang bermacet ria di seputaran jalanan kota.

Teman saya yang sedang berkonsentrasi mengemudikan mobilnya di tengah kemacetan tiba-tiba membuka kaca mobil dan mengacungkan jari telunjuknya ke atas langit setelah mendengar bunyi klakson yang berisik di belakang mobilnya. Saya bertanya mengapa hal tersebut ia lakukan? Ia pun menjawab, “kalau ‘gak mau ikutan macet, terbang aja ke atas. Kita kan sama-sama pake’ ni jalan, ya sabarlah”. Mendengar jawabannya, saya hanya tersenyum. Setelah kejadian itu, saya melihat rupanya masih ada yang mengacungkan jari ke langit seperti teman saya itu.

Beberapa hari yang lalu, di suatu pagi yang panasnya cukup menyengat, saya akan pergi ke kampus 1 yang dapat saya tempuh dalam lebih kurang 1 jam perjalanan. Karena terbiasa dengan kemacetan jalan, saya cukup santai ketika sedang mengendarai sepeda motor. Saya berfikir, biar lambat asal selamat, mengingat sudah 3X saya mengalami kecelakaan (kendaraan saya disenggol kendaraan lain).

Traffic light pun menunjukkan lampu merah sehingga pengendara harus berhenti. Di depan saya terdapat sebuah Becak motor yang bertuliskan seperti gambar di bawah ini :

1352873547122469652
bagian belakang becak (dok. pribadi)
Setelah saya mengambil gambar tulisan “MAU CEPAT - TERBANG” yang terdapat di belakang becak tersebut, saya hanya tersenyum menyadari memang betapa macetnya kota ini sampai becakpun merasa perlu menuliskan itu karena kalau mulut saja yang berucap hanya membuang energi. Saya jadi berpikir, apakah di sepeda motor saya harus saya tuliskan tulisan yang sama ?

Kemacetan memang kerap terjadi di kota-kota besar maupun kota kecil lainnya. Kemacetan itu tidak dapat dihindari. Mau tidak mau, sebagai pengendara sepeda motor atau pengemudi mobil haruslah memiliki tingkat kesabaran yang cukup tinggi dan kepekaan dalam melihat situasi dan kondisi jalan raya yang begitu macet.

Jadi tak perlu kiranya membunyikan klakson secara terus menerus apalagi ketika sedang lampu traffic lightnya menunjukkan warna merah karena kita kan tahu bahwa tak ada pengemudi yang mau menghadapi kemacetan. Pengguna kendaraan bermotor lainnya sudah cukup kesal karena macet, jangan malah ditambah lagi kekesalannya karena mendengar bunyi dari suara klakson anda yang cukup nyaring itu.

Sebagai pribadi yang masing-masing punya kesibukan dan sesama pengguna jalan, ada baiknya jika melatih kesabaran anda di jalan raya dengan bermacet ria. Jika tak mau mengalami macet dan tidak terlambat sampai ke tujuan, bangun lebih pagi dong. Jangan malah ketidaksabaran anda itu berakibat buruk bagi anda sendiri, semisal terjadinya kecelakaan dan ditilang polisi.

Budayakan antri dan perbanyak sabar di jalanan. Hal ini tentunya untuk keselamatan anda juga, bukan?

You Might Also Like

0 komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Just an ordinary girl who wanna be a woman someday

Translate