Maaf, Kau Cuma Teman Bagiku
Berulang kali kau memintaku, Berulang kali pula aku menolakmu
Mengapa ? karena aku tak suka, Aku tak mau
Kau tak layak di hatiku, kita masih layak sekolah untuk maju
Kau terus memohon, dengan keras hati pula aku menolakmu
Tanpa bosan Kau cerita tentang aku pada temanku
Sampai akhirnya teman ku yang menghadapi aku
“kau harus menerima nya atau aku akan marah padamu”
Apa yang bisa ku katakan jika amarah pun yang kudapat dari sang teman?
Anggukan saja dari pada aku harus kehilangan teman
Beribu kali kau berceloteh, tak pernah ku perduli
Berjuta kali kau bercanda, angkuh ku lalui mu dan pergi
Aku pergi darimu, maaf membuatmu terpukul
Maaf juga untuk sang teman, pasti merasa telah gagal
Aku salut padamu, tak ada kata menyerah di hidup mu
Demi aku, kau rela mengikuti kemana pun sekolah ku
Bahkan kau masih menyebutku sebagai kekasih mu
Pada mereka aku kerepotan menjawab pernyataan bodoh mu
Semakin besar amarah ku padamu
Kau menjadi sasaran emosi ku
Tapi salutnya aku padamu, tak pernah kau marah padaku
Beribu kata kasar tak pernah tertuju padaku
“Caci aku,
maki aku,
katakana semau mu”
Tapi kau tak pernah lakukan itu
Hatimu lembut, selembut suara mu
Tutur kata mu sopan, bahkan kau teramat ramah pada ibu ku
Sampai kau tadi di sini, kau menyalami ibu ku
Mencium tangan nya layak nya seorang calon menantu
Salutnya aku melihat tingkah laku mu
Sejak 10 tahun lalu kau tak pernah berubah, kau tetap seperti itu
Tetap menerima aku dengan sifat keras hati ku
Tapi maaf, aku belum bisa menerima mu
Aku tahu, kau memang pantas ku andalkan
Pekerjaan mu layak untuk ku banggakan
Tapi beribu maaf ku haturkan
Aku hanya menganggap mu sebagai teman
0 komentar