Setelah pasangan menikah, memiliki
anak adalah dambaan mereka agar menjadi orangtua. Namun demikian, para orangtua
ini, harus memastikan juga, agar kebutuhan si calon bayi dan anak yang akan
dilahirkan kelak, sudah disediakan dengan sebaik-baiknya, termasuk soal
pendidikannya.
Bukan rahasia lagi, dana
pendidikan, adalah salah satu dana utama yang cukup mahal yang seharusnya
menjadi prioritas utama, selain kesehatan, yang mesti dipikirkan dan diupayakan
oleh para orangtua, agar dapat menciptakan anak yang tak sekedar sehat dan pintar,
namun juga nantinya si anak dapat bersaing di dalam kehidupannya kelak,
termasuk yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah.
Bila dananya sudah mencukupi,
barulah cocok jika orangtua berupaya keras, memasukkan anaknya ke sekolah yang
sesuai bakat dan minat anaknya, agar si anak juga memiliki pandangan sendiri
tentang keinginan dalam kehidupannya.
Peran Orangtua Dalam
Pilihan Jurusan Si Anak
Hal serupa disampaikan salah
seorang orangtua dari siswa Sinotif, Annis Handayani, pada sharing session bersama
@sinotifofficial yang berjudul Tips Mengantarkan Anak Masuk Akmil, PTN dan
Universitas Luar Negeri, lewat zoom pada Sabtu (10/8/2024).
Setelah kedua anaknya telah berhasil kuliah di Akmil Magelang dan di luar negeri, Annis mengatakan, anaknya yang
paling kecil, sedang sekolah di asrama. Jadi dia berusaha fokus dengan
kebutuhan anaknya.
Menurut Annis, pemilihan jurusan untuk melanjutkan kuliah anak-anaknya, bukan atas suruhan dia dan suami, melainkan pilihan dari anak-anaknya sendiri. Pada keluarga yang menganut sistem demokrasi ini, anak-anaknya diberi kebebasan apapun sesuai pilihannya, termasuk jurusan kuliah, asal bertanggungjawab dengan pilihan itu. Anak-anak, dilatih untuk mengetahui konsekuensi atas pilihannya, tentu yang bermanfaat bagi si anak.
Bukan anak-anaknya tak pernah gagal, namun dikatakannya, dia menekankan jika kegagalan bukan akhir
dari upayanya. Makanya dia juga semakin mensupport anaknya, agar kembali maju. Menurutnya,
support orangtua pada saat anak gagal, menjadi semangat tersendiri buat si anak.
Tes bakat dan minat, juga
diupayakan Annisa, agar anak-anak dapat pertimbangan untuk memilih jurusan
kuliah apa yang sesuai dengan apa yang bisa dilakukan si anak, sesuai dengan
minatnya.
Kapan sebaiknya memilih
jurusan kuliah?
Tes bakat dan minat anak
sendiri, bisa dilakukan sejak awal si anak memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA)
kelas 1. Selain itu, sejak awal sudah ditekankan agar si anak mulai menabung
prestasi di berbagai bidang, seni dan olahrga misalnya yang dapat membuat si
anak bahagia, juga sekaligus mengumpulkan sertifikat. Menurutnya, prestasi ini
akan berguna kelak.
Selanjutnya katanya, si anak
disarankan untuk mulai berorganisasi. Tentu pelajaran dalam berorganisasi ini,
tidak semua dipelajari di sekolah formal. Ini berhubungan dengan bertemu
orang-orang. Kalua ada sertifikatnya, dikumpulkan juga.
Yang tak boleh ketinggalan,
tentu dengan mencari banyak informasi. Jadi katanya, sedini mungkin, misalnya
agar dapat banyak informasi mengenai kampus-kampus terbaik di dalam dan luar
negeri, tentu sesuai minat anak-anak.
Jadi buat anak-anak yang baru
memasuki SMA, mulailah memupuk keinginan berprestasi, berorganisasi, dan
mencari informasi yang bermanfaat dari sekarang, jangan menunggu terlalu lama
sempai kelas 3 SMA. Tapi katanya, kalau yang baru memulai di kelas 3 SMA,
jangan berkecil hati, karena masih bisa dikejar juga dalam waktu lebih kurang
setahun. Yang pasti, si anak harus memiliki motivasi untuk maju dalam dirinya,
yang dibimbing oleh orangtua agar si anak berhasil masuk ke kampus pilihannya.
Selanjutnya Apa?
Bila sudah tahu ke sekolah
atau kuliah apa yang diinginkan, orangtua juga berkewajiban mengantarkan
anaknya meraih Impian si anak. Misalnya untuk tes Akpol dan Akmil sendiri,
selain tes tertulis, juga ada tes kesehatan. Si anak harus lulus tes kesehatan
terlebih dahulu, baru bisa dinyatakan lulus untuk dapat berkuliah di Akpol dan
Akmil. Tentu ini berbeda dengan kuliah di kampus biasa. Namun tetap saja,
orangtua, selain menyiapkan dana, berkewajiban juga menjadi pendukung terbesar
si anak, agar si anak tak patah semangat.
Tapi kembali lagi, orangtua jangan
pernah memaksa anak agar anaknya masuk Akpol atau Akmil, karena kedua sekolah
tersebut, memiliki konsekuensi yang berbeda. Jika si anak merasa tak mampu, ya
sudah, jangan dilanjutkan.
Mengapa Memilih Sinotif?
Diungkapkan Annisa, awalnya anak-anaknya diarahkan untuk mencoba terlebih dahulu beberapa Lembaga bimbingan belajar lewat metode Trial.
Namun setelah dijalani, anak-anaknya lebih memilih
untuk mengikuti bimbingan belajar bersama Sinotif, karena dirasakan lebih mudah
dalam memahami pelajaran. Ternyata lebih nyaman dan punya cara yang praktis
dalam menyelesaikan soal-soal. Akhirnya, anak-anaknya berlanjut di Sinotif.
Kenapa Sinotif?
Sinotif adalah lembaga bimbingan yang khusus diperuntukkan bagi pelajaran eksakta. tentang Sinotif sendiri, sudah pernah saya bahas di sini.
Jadi buat anak-anak yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi, termasuk Akpol dan Akmil, Sinotif merupakan pilihan terbaik sebagai bimbingan belajar yang interaktif, karena sudah berpengalaman selama 24 tahun.