Cinta Pertama Yang Membuat Patah Hati

Bagi sebagian orang, cinta pertama selalu identik dengan pacar pertama, namun pernyataan tersebut sangat jauh berbeda dengan yang saya alami. Pertama sekali saya pacaran itu ketika saya masih duduk di kelas 2 SMP (masih polos sekali saya saat itu). Saya belum mengerti apa itu pacaran dan apa arti cinta. Sayapun tidak menyukainya.

Putus dari dia saya menjalin hubungan lagi dengan laki-laki kedua, ketiga dan keempat. Namun, arti cinta menurut saya belum saya temukan. Pertanyaannya sekarang, apa itu cinta?

Sejauh ini, cinta menurut saya adalah tempat saling memberi dan berbagi, baik suka maupun duka. Dapat mengajari apapun yang tidak saya ketahui dan mendengarkan saya. Intinya sih kita sama-sama belajar menjalani hidup.
Hingga dibangku kuliah saya bertemu Heri, mantan kelima saya sekaligus cinta pertama saya.

Mantan Kelima adalah cinta pertamaku

Setelah sekian tahun mencari, akhirnya saya menemukan sosok sederhana itu. Pada September 2006 di saat saya baru masuk kuliah, saya menjalani sebuah hubungan kembali dengan seorang laki-laki, sebutlah namanya Heri seorang Pujakesuma (Putera jawa kelahiran sumatera).

Awal bertemu dengannya ketika ospek dia sok cuek terhadap saya. Sayapun kesal dan dalam hati saya berkata, “kapan kau ‘gak butuh aku, kau tengok aja bentar lagi kau yang nembak aku”.

Sehabis ospek, akhirnya diapun mendekati saya dan beberapa minggu kemudian kamipun pacaran. Dia tinggal di kost dekat kampus. Sepulang kuliah kami sering makan bersama di kostnya bersama dengan penghuni kost lainnya, bahkan tak jarang dia memasak untuk seluruh penghuni kost tersebut.

Jika dia sakit, pasti saya membelikan obat dan menungguinya dari sepulang kuliah, siang sampai malam. Tak jarang juga saya yang membelikannya makanan, sampai pernah beberapa teman berujar, “enak kalilah dia pacaran sama mu ya da, makan dibelikan, perhatian ‘gak pernah putus, gemuk dia pacaran sama kau, jangan sampe putus ya da!! “. Saya hanya berkata, “do’akan saja yang terbaik”.

Desember 2006 dia pulang kampong ke Meranti (Kisaran) dan Awal tahun baru (januari 2007) dia kembali ke Medan. Kami bertemu lagi setelah hampir sebulan tak bertemu. Saat itu ada sedikit perubahan yang saya rasakan pada dirinya yang tak saya tanyakan. Mungkin hanya perasaanku, pikir saya saat itu.

Kami tetap menjalani hubungan seperti biasa. Tiba-tiba, pada bulan februari 2007 itu dia memutuskan saya dengan alasan yang tidak jelas. Saya bingung, kayaknya saya ‘gak pernah buat salah apa-apa sama dia. Jika saya tanyakan alasannya, pasti dia tidak menjawab. Seperti orang gila saya saat itu, namun sedikitpun saya tidak membencinya sebab saya mersakan cinta pertama saya di dia.

Cinta Pertamakulah yang Membuatku Patah Hati

13288545531741814990
patah hati google image

Suatu ketika, saya ingin menanyakan langsung padanya. Dikampus saya tidak menemuinya. Kemudian saya pergi ke kostnya. Disana saya bertemu penghuni kost lainnya yang terkejut melihat saya, “Heri mana?”. Tanya saya. “di atas da, sakit dia”, jawab temannya  saling pandang dengan yang lain. Sayapun memutuskan untuk pulang.

Di tengah jalan, saya bertemu dengan penghuni kostnya yang lain. “Hey, si Heri sakit apa?”, Tanya saya pada si kawan ini. “ha?? Mana ada sakit dia da, tadi lagi pacaran dia, ada pacar barunya tuh dikost, kan bukan kau lagi pacarnya da”, jawab si kawan. Kau tunggu aja, bentar lagi dia pasti keluar lewat sini”, sambungnya.

Seketika rasanya saya ingin kembali ke kostnya dan ingin marah-marah namun, Alhamdulillah saya masih diberi kekuatan olehNya untuk meredam emosi saya. Saya hanya menghubungi seorang sahabat saya di Medan untuk menemani saya. 10 menit sang sahabatpun datang. Dan kami menunggui si Heri ini di dekat kostnya.

Dia keluar kost dan kontan sahabat saya ini ingin menghardiknya, namun mampu saya cegah. Saya Cuma ingin berbicara dengan si Heri tanpa cewek itu. 15 menit kemudian si Heri kembali dan saya langsung mencegatnya. “oooooh,, katanya kamu sakit? Siapa itu, pacar barumu setelah aku ya” Tanya saya. “ah, ‘gak kok, Cuma kawan biasanya yang kebetulan main di kost”, sanggahnya.

“kawan?? Kawan ya main di kost di lantai atas sama kamu? Itu tempatku kok udah ada yang gantiin? Jujurlah heri, itu pacar barumu ya? Kau putusin aku karena cewek itu? Anak mana?” Tanya saya lagi.
“ok, aku jujur, dia memang pacar aku, anak USU (univ. Sumatera Utara)”, jawabnya. “ akhirnya kau jujur juga ya, sejak kapan? Tanyaku lagi.“Sejak tahun baru”, jawabnya. “Ooooo,, jadi kau selingkuh lagi di saat kita mau masuk 4 bulan pacarannya dan di bulan ke 5  kau putusin aku. Kau tahu, kau itu cinta pertama aku dari ke empat mantan pacar aku, sekarang kau yang khianatin aku”, kataku panjang lebar. “oia, masa’ sih anak USU style berpakaiannya gitu? Setahuku style anak USU tuh modis, cewek kau itu jauh dari style anak USU. Kau tengoklah, bajunya biru kehijau-hijauan, celana goyang warna coklat susu, eh belum lagi sendalnya warna PINK. Jangan kau bohongi aku”, dan aku pun pergi meninggalkannya dengan sakit hati yang menggunung serta air mata yang tertumpah.

Dikampus dia cuek padaku, dan dalam hati saya pun kembali berjanji, “kau tengok aja ya kapan kau ‘gak minta maaf sama aku, dan saat itu aku udah benar-benar benci sama kamu”. Dan hingga kini ia masih memohon maaf padaku, bahkan pacarnya sekarang yang bekerja di Jakarta (sesama orang kampungnya) juga memohon maaf pada saya. Namun, rasanya saya tak mampu memafkannya sampai tahun 2012 ini.

Walaupun kini saya sudah memiliki pasangan yang jauh lebih baik dari heri, namun sakit hati dan dendam ini masih membekas. Terlalu sakit hati saya olehnya. Mengapa harus sakit hati? Toh resiko pacaran kan emang sakit hati? Bagi saya, kalau putus cinta akibat tidak cocok sih gak masalah, tapi yang dilakukan heri pada saya teramat sakit. Dia menduakan saya.

Untukmu heri, semoga kau tak mengkhianati pasanganmu yang sekarang. Mungkin sampai kau menikah nanti baru saya bisa memaafkanmu. Semoga tak ada yang merasakan seperti yang pernah saya rasakan lagi.

You Might Also Like

0 komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Just an ordinary girl who wanna be a woman someday

Translate