Anak dari Keluarga Mampu Rentan Terhadap Bahaya Internet
Di
zaman yang serba modern sekarang ini, Internet bukan barang asing lagi
untuk semua orang. Dari orang dewasa, remaja sampai anak-anak usia
sekolah khususnya SD telah mengenalnya bahkan sering mongkonsumsinya.
Tentu ini tak mengherankan lagi bagi kita, bukan?
Pernah
suatu ketika di siang hari sekitar pukul 13.00, saat itu saya ingin
memakai komputer untuk mengakses internet di salah satu restoran cepat
saji, namun saya harus mengantri terlebih dahulu karena komputer –
komputer itu sedang digunakan oleh anak – anak berseragam SD lengkap
dengan tas sekolahnya. Saya pun bertanya kepada salah satu anak,
“kalian satu sekolahan ya, jam segini udah pulang sekolah?”. “iya, kami
kawan-kawan sekelas, jam segini udah pulang sekolah lah kami, makanya
main-main dulu kesini sekalian makan”, jawabnya.
Anak yang lain (Doni) bertanya kepada saya, “kakak punya facebook, gak?, apa alamatnya kak?, biar aku add. Tentu saya tak memberi alamat facebook saya, saya Cuma mengatakan, “sini deh alamat facebookmu, biar kakak yang add kamu”. Lalu ia memberikan nama facebooknya lengkap bersama emailnya.
Seketika
ada seorang temannya yang selesai memakai komputer itu dan saya pun
menggantikannya. Lalu saya pun mencari alamat facebook anak tadi dan
mendapati nama facebooknya yang juga dibenarkan olehnya.
Doni
ini juga menceritakan bahwa mereka sering juga bermain Game Online di
warung internet (warnet). sekalian buka facebook, google, you tube dsb.
Dirumah juga mereka punya komputer pun kebetulan mereka anak-anak dari
keluarga mampu.
Anak-anak
dari keluarga mampu memang rentan dipengaruhi oleh lingkungannya,
terutama oleh internet. Apalagi untuk jaman sekarang terkadang saya
mendengar, hari gini ‘gak punya facebook? ‘gak gaul! Atau hari gini ‘gak kenal internet? Dari mana aja kau?
Cukup
miris saya mendengar ungkapan tersebut bila terlontar dari mulut anak
SD yang berasal dari keluarga mampu. Mengapa saya katakan anak – anak
dari keluarga mampu?
Seperti yang dilansir oleh www.metrotvnews.com , seorang Profesor di Sekolah Ekonomi London bernama Sonia
Livingstone mengatakan bahwa anak-anak dari keluarga mampu lebih rentan
terhadap gambar-gambar porno, menerima pesan seksual, dan terlibat
perilaku beresiko. Mengapa demikian? Karena mereka punya waktu dan
komputer di kamar pribadinya untuk mengakses internet daripada anak dari
keluarga kurang mampu.
Mereka
tak sadar sedikit demi sedikit telah memasuki salah satu gerbang
kejahatan di dalam dunia maya yang mana nantinya mereka akan ketagihan
dan melupakan kewajiban utama mereka yaitu belajar.
Menurut
survey yang dilakukan terhadap lebih dari 1.000 anak, Livingstone juga
menemukan 51 persen anak-anak mengaku mengabaikan pekerjaan rumah,
keluarga dan teman-teman karena asyik berselancar di internet. Mereka
bebas karena orang tua cenderung abai.
Disini
peran orang tua dituntut untuk lebih agresif dalam memantau tingkah
laku anak dalam berinternet. Seperti yang kita ketahui, Anak-anak
dibentuk di rumah, maka Orang tua harus terlebih dahulu paham akan
begitu banyak kejahatan dari dunia Online ini. Seperti banyak kejadian yang kita tonton di televisi tentang hilangnya seorang anak setelah berkenalan dengan teman mayanya.
Sebenarnya
dalam menjaga anak dari perilaku kejahatan internet ini susah-susah
gampang karena anak-anak sekarang sudah semakin ingin tahu dan banyak
bertanya. Untuk itu ada baiknya :
1. Komputer itu di letakkan di ruang keluarga saja, supaya orang tua dapat mengawasi anak.
2. Jangan
malas untuk ikut online bersama anak. Buatlah suasana senyaman mungkin
antara anda dan anak seakan-akan anda tertarik dengan teman online si
anak, dari situ anda bisa memantau si anak juga.
3. Sebagai
orang tua, anda harus cakap terhadap situs-situs di internet. Anda
harus mengetahui situs yang sering dibuka oleh anak anda dan mintalah ia
memperlihatkannya, jika anak tak mau maka batasi kegiatan internetnya.
4. Katakan
dengan tegas kepada anak supaya jangan pernah memberikan informasi
pribadi mengenai dirinya kepada siapapun teman mayanya.
5. Jangan
izinkan anak untuk bertemu teman mayanya, jikapun ia memaksa, pastikan
anda ikut serta. Walaupun anda tak bisa bersama si anak, maka aturlah
jarak duduk tidak jauh dari si anak dan teman barunya itu. Yang
ditakutkan adalah seperti banyak kejadian di televisi akhir-akhir ini.
6. Jikalau
pun fasilitas internet digunakan untuk mencari tugas dari gurunya, maka
orang tua harus mengawasi tingkah lakunya. Bila perlu orang tua yang
mencarikan. Bukannya memanjakan si anak, tapi usaha ini dilakukan demi
mencegah si anak membuka situs-situs yang tak layak.
7. Berikan
sedikit ketegasan kepada anak, katakan bahwa anda akan mengecek
kelakuannya di internet setiap harinya. Katakan juga anda melakukan ini
demi keselamatannya, bukan untuk memata-matainya.
8. Silahkan
berikan perintah menutup suatu situs kepada anak jika si anak tak
sengaja sesuatu yang mengerikan/berbahaya di internet.
9. Perdalamlah
ilmu agama kepada anak supaya anak tidak hanya menghabiskan waktu di
dunia internet. Lagi pula Ilmu agama dapat membentengi diri si anak dari
perilaku kejahatan.
Sebagai
orang tua, tak ada salahnya anda lebih memfokuskan diri dalam mengawasi
buah hati anda dalam menggunakan internet mengingat di jaman yang serba
internet ini kejahatan akibat dunia maya sedang marak-maraknya.
Ingatlah selalu bahwa orang tua dan keluarga di rumah adalah ujung tombak pembentukan moral dan etika seorang anak.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. Salam sayang dari saya untuk anda sekeluarga.
0 komentar